One Asia Foundation dengan sedikit cerita filosofis mengenai cara untuk melampaui tembok-tembok permasalahan bangsa, ras, dan kewarganegaraan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Organisasi One Asia Foundation, terdapat tiga prinsip kegiatan: (a) Tidak mempermasalahkan kewarganegaraan. (b) Tidak mengikat ideologi, keyakinan, dan agama. Setiap orang memiliki ideologi atau agama, dan hal tersebut merupakan hal yang sangat penting dan harus dihargai, namun untuk kegiatan One Asia Foundation, tidak terpaku oleh hal-hal tersebut. (c) Tidak mengintervensi politik. Bebas bagi setiap individu untuk mendukung partai politik yang diinginkannya, tapi tidak ada kegiatan yang berhubungan dengan politik untuk kegiatan One Asia Foundation.

One Asia Foundation sedang melaksanakan beberapa proyek sebagai berikut: (a) Membantu organisasi-organisasi yang bertujuan untuk memberi sumbangsih pada tujuan bersama, yaitu pembentukan Komunitas Asia di masa depan. (b) Membantu seminar-seminar di universitas negara-negara yang bersangkutan dengan Komunitas Asia. Untuk hal ini, kuliah umum di Japan University secara resmi dimulai pada September 2010. Dan di Korea Selatan kuliah umum dimulai secara resmi di Koryo University pada September 2010 pula. Ke depannya akan ada kuliah umum mengenai pembentukan Komunitas Asia di setiap universitas dari setiap negara Asia. (c) membantu pemberian beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswa Asia yang ingin belajar di Jepang. (d) Karena perlunya penelitian-penelitian khusus mengenai permasalahan keuangan, moneter, pajak, dan hukum perusahaan untuk membentuk Komunitas Asia di masa yang akan datang, maka One Asia Foundation membantu organisasi atau para peneliti yang akan melakukan penelitian khusus seperti itu. (e) Memberi bantuan untuk interaksi budaya. Kami membantu interaksi-interaksi seperti antar budaya atau melalui olahraga dengan sesuai ide-ide One Asia Foundation agar ke depannya setiap orang-orang di Asia dapat hidup dengan tenteram. (f) Interaksi politikus-politikus setiap negara Asia. Secara umum, jadwal diplomasi politikus-politikus yang mewakili negara berbentuk formal dengan ditentukan oleh keputusan-keputusan masing-masing Kementerian Luar Negeri, namun di sini kami ingin mengadakan interaksi antarpolitikus yang informal dan lebih ke bersifat pribadi tanpa melalui kepentingan atau urusan negara.

Saat ini, di One Asia Club Tokyo yang dikelola oleh One Asia Foundation, sudah ada sekitar empat puluh orang anggota dewan dari Partai Demokrat dan Partai Liberal Demokrat yang menjadi penasihat secara resmi. Maka dari itu, kami juga berpikir untuk membantu menciptakan kesempatan interaksi dengan politikus-politikus Korea Selatan dan juga Negara-negara Asia lainnya. Tujuan dari kegiatan One Asia Club Tokyo itu berarti Asia menjadi satu untuk ke depannya, dan ini juga merupakan satu tahap untuk menuju dunia bersatu. Sekarang ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan mengenai etnis, kewarganegaraan, maupun ras di dunia, jadi kita sama-sama berpikir bagaimana cara memecahkan permasalahan tersebut.

Komunitas One Asia Foundation adalah sebuah komunitas pelajar mahasiswa yang tergabung dari berbagai Perguruan Tinggi/Universitas dari beberapa negara di Asia, Indonesia adalah bagian negara Asia Tenggara yang bekerjasama dengan Jepang dari Asia Timur dalam rangka kerjasama membentuk Komunitas Pelajar yang tergabung dalam kesatuan rumpun Negara-negara Asia. Presiden atau ketua dari Komunitas One Asia Foundation adalah Mr. Yoji Sato seorang pakar Ilmuan dari Jepang dimana beliaulah yang memebentuk komunitas pelajar mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi dibeberapa Negara di Asia. Adapun beberapa Perguruan Tinggi yang sudah tergabung di Indonesia antara lain UPI, ITB, UGM, UNM, UNTAD, UNES. Beberapa harapan besar dibentuknya Komunitas One Asia Foundation ini dapat terjalin kerjasama yang erat antar mahasiswa yang sama-sama memilki tujuan yang sama yaitu satu tujuan Asia yang bersatu damai, sejahtera dan menjadi negara-negara pelopor keberhasilan Asia dalam berbagai bidang sehingga Asia menjadi negara tempat bergantungnya negara lain di dunia. Terbentuknya pelajar yang tergabung dalam satu kesatuan Komunitas One Asia Foundation ini menjadikan fondasi awal dari kerjasama bidang pendidikan yang dilakukan antar negara di Asia untuk bisa menjalin lebih jauh lagi hubungan yang terjalin antar negara satu sama lainnya. Sehingga dari awal yang dibentuk oleh para pelajar ini bisa terus ditingkatkan lagi dalam kerjasama berbagai bidang keahlian dan membentuk komunitas yang lebih besar lagi dalam bidang lainnya demi tercapai tujuan akhir yaitu menjalin erat kerjasama di berbagai bidang mencapai Asia yang unggul dimata dunia. Mahasiswa diberikan materi dan arahan dalam permasahan globalisasi dan belajar melalui pengalaman atau flashsback permasalahan ke belakang dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh negara-negara Asia, sangat bermanfaat sekali berbagai penjelasan yang dipaparkan dengan fakta-fakta terkini maupun fakta-fakta yang lalu yang menunjukan kelemahan dan kelebihan negara-negara di Asia. Banyak manfaat yang diadapat dari perkuliahan Umum Komunitas One Asia Foundation ini sehingga pada akhir perkuliahan tugas akhir yang diberikan kepada mahasiswa menuliskan kajian kritis melalui karya tulis berbentuk artikel terkait negara-negara di Asia dalam berbagai bidang. Dari tugas akhir perkuliahan ini, mahasiswa yang terpilih mendapatkan beasiswa meliputi kategori: karya tulis, keaktifan selama perkuliahan umum dan kehadiran perkuliahan. Dari kategori tersebut mahasiswa pilihan akan dinobatkan sebagai mahasiswa penerima beasiswa One Asia Foundation, dimana mahasiswa yang terpilih mendapat beasiswa berbentuk uang saku dan piagam penghargaan (Imas Masyitoh Agustini).

Bermimpi untuk masa depan Komunitas Asia, berarti harus siap dengan semua permasalahan bangsa, ras, dan kewarganegaraan yang pasti akan menjadi hambatan dalam proses mewujudkan Komunitas Asia. Untuk melewati hambatan-hambatan tersebut, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dari bangsa, ras, dan kewarganegaraan, dan dengan mekanisme seperti apa hal-hal tersebut bereksistensi. Dengan kita menelusuri “apa itu diri” secara filosofis, kesempatan untuk Asia bersatu dan dunia bersatu akan tercapai. Kami berpikir untuk mendirikan One Asia Komunitas di setiap negara-negara Asia dan berteman dengan berbagai orang dari setiap negara sebanyak mungkin untuk memberikan sumbangsih terhadap kestabilan dan perdamaian dunia. Minimal, untuk sekarang ini kondisi dan situasi yang dimiliki negara-negara cenderung mirip atau bahkan sama. Jepang dan Korea Selatan memiliki kondisi dan situasi yang mirip. Tidak ada energi, tidak ada sumber daya pertambangan, harus mengimpor pangan, dan juga permasalahan lingkungan tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu negara.

Permasalahan keamanan pun tidak dapat dipecahkan oleh hanya satu Negara, di sanalah diperlukan saling membantu dalam dunia, misalnya negara yang mempunyai sumber daya pertambangan serta energi berbicara dengan negara yang tidak memilikinya untuk saling membantu. Tahap pertama dari gagasan tersebut, maka dibentuk Komunitas One Asia dan itu akan tersambung ke “dunia bersatu”. Komunitas One Asia ini memulai aktivitasnya dengan tujuan ideal di mana dunia ini bersatu, bergandengan tangan untuk bekerja sama. Kegiatan dimulai dari yang kecil, yaitu membuka kuliah-kuliah umum di setiap universitas di negara-negara Asia. Sekarang sudah ada One Asia Komunitas Tokyo, One Asia Komunitas Osaka, One Asia Komunitas Fukuoka, One Asia Komunitas Sapporo, One Asia Komunitas Seoul, One Asia Komunitas Guangzhou. One Asia Komunitas Beijing, kemudian di Dakkha, bahkan di Ulan Bator. Seperti itulah dibentuknya One Asia Komunitas di berbagai kota-kota di dunia ini, sehingga ke depannya lebih bisa mencapai perdamaian dan kestabilan dengan melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan segala elemen di dunia. (Sato Yoji, naskah seminar yang disiarkan di televisi Universitas Komunkasi Seoul pada 2 Agustus 2010).

Untuk meningkatkan hubungan yang baik di kawasan Asia Maka  lahirlah sebuah konsep baru yaitu One Asia atau Komunitas Asia yang berusaha untuk menyatukan negara-negara di kawasan Asia, agar dapat bekerjasama dalam berbagai bidang. Namun, dalam arti bukan menjadikan dominasi pada salah satu negara, melainkan membiarkan negara-negara tersebut mempertahankan identitas negaranya. Sehingga negara-negara tersebut dapat memperluas jaringan kerjasamanya baik di regional Asia maupun internasional. Salah satu orang yang peduli dengan hal tersebut adalah Mr. Yoji Sato (Chairman of One Asia Foundation).  Rangkaian kuliah umum dilaksanakan untuk membahas berbagai permasalahan di Komunitas Asia Raya, dengan maksud agar para generasi muda Asia saat ini sadar bahwa mereka adalah orang-orang yang berasal dari negara-negara Asia yang hebat dan siap menghadapi tantangan global saat ini. Perkuliahan umum yang merupakan hasil kerja sama komunitas asia telah di laksanakan pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Tadulako (UNTAD), dll. Andi Ananda Dewi. 2014. Beberapa Fakta Tidak Biasa Tentang Asia, http://segiempat.com. (16 Jan 2015). Di Universitas Tadulako, One Asia Lecture Series sudah berlangsung sejak tahun 2016. Dengan pelaksanaan kuliah umum One Asia, diharapkan mahasiswa dapat mengikuti perkembangan global dan menciptakan berbagai literasi yang menjadi sumber kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan kualitas kampus dan bangsa Indonesia.

The One Asia Foundation (OAF) didirikan pada tahun 2009, merupakan yayasan murni pribadi yang mendukung penelitian, dengan tujuan: (1) mendukung pembentukan Komunitas Asia, (2) mendukung kuliah universitas untuk masyarakat Asia, (3) sistem pembentukan Komunitas Asia dan dukungan profesional terhadap penelitian, (4) dukungan beasiswa, dan (5) dukungan pertukaran akademis, budaya, dan olah raga untuk mengendapkan pembentukan Komunitas Asia. OAF menolak keterlibatan dan campur tangan agama, organisasi politik, dan pemerintah. Selain itu, ia tidak membentuk relasi dengan perusahaan yang mengejar sarana untuk promosi.

Tujuan OAF untuk berkontribusi pada pembentukan Komuntan Asia. Untuk mencapai ini, yayasan mendukung kuliah universitas di Asia yang berada di Komunitas Asia.  Saat ini, 350 universitas di 36 negara Asia telah dibuka, atau sedang dalam proses pembukaan, sebuah kuliah Asia Coummunity. Persyaratan untuk mendapatkan dukungan dari OAF sangat sederhana. OAF meminta agar universitas memberikan kredit resmi ke kuliah dan mengorganisasikannya ke dalam salah satu kuliah seni liberal reguler universitas dan mengelola kelas dengan gaya omnibus, di mana dosen yang berbeda berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang hingga tiga tahun setelah evaluation.

OAF tidak melakukan intervensi dalam ceramah Asian Community. Sisi Youn, ketua yayasan OAF, hadir sebagai dosen terakhir untuk setiap ceramah Asian Community dan memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi dengan beasiswa. Prof. Chung Joon-kon, peneliti senior di OAF, juga ikut berpartisipasi. Tujuan OAF adalah untuk membentuk Komunitas Asia berdasarkan nilai-nilai perdamaian dan hak asasi manusia dengan mengatasi masalah etnisitas, ideologi, agama, bahasa, budaya, dan sejarah. Ketua Sato Yoji telah menyatakan bahwa saling pengertian diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan menegaskan bahwa “kelulusan dari dinding diri (ego), dinding perusahaan dan organisasi, dan tembok bangsa dan ras”. Ketua telah menekankan bahwa Komunitas Asia bisa menjadi semakin kuat daripada Uni Eropa.

“Ceramah menegaskan bahwa lebih sulit membentuk Komunitas Asia daripada membentuk komunitas Eropa seperti Uni Eropa karena keragaman Asia”. Sudut pandang ini berasal dari perspektif yang sempit. Masyarakat Eropa jelas bukan komunitas yang kuat. Eropa adalah komunitas yang ada untuk mempromosikan kepentingan ekonomi. 2-3 tahun yang lalu, negara-negara Uni Eropa melemah selama krisis ekonomi Yunani dan Spanyol. Integrasi yang berpusat pada ekonomi tidak bisa dipahami sebagai komunitas yang kuat. Keragaman Asia bisa jadi kekuatan yang lebih besar”. Ketua Sato Yoji telah menyatakan bahwa keragaman adalah akar bagi terbentuknya Komunitas Asia. Keanekaragaman Asia seperti hutan alam, di mana setiap masyarakat dapat mempertahankan sejarah, kelompok etnis, dan bahasa mereka. Membuat Komunitas Asia adalah proyek baru dan tantangan yang belum teruji oleh dunia. Untuk mereformasi Asia, dosen muda harus berani menantang dan menangkal dengan membentuk jaringan.

OAF tidak ingin mengkonseptualisasikan atau membakukan kuliah Komunitas Asia sebagai “Sekolah Komunitas Asia”. tidak perlu kerangka kelembagaan untuk Komunitas Asia. Inilah alasan mengapa beberapa orang skeptis terhadap pembentukan Komunitas Asia, karena visi mereka ditetapkan untuk melembagakan Komunitas Asia seperti UE. Pertanyaan yang paling sering diajukan oleh siswa yang mengikuti kuliah Komunitas Asia adalah: “Menurut Anda kapan Komunitas Asia akan terbentuk?” Pertanyaan ini terjadi karena konsep Komunitas Asia terbatas pada kerangka kelembagaan seperti UE atau free trade agreement (FTA). Sementara itu, kesulitan terbesar yang dialami oleh para dosen di kuliah Komunitas Asia adalah pendirian yang jelas dari bidang studi untuk Komunitas Asia. Ini karena dosen dan mahasiswa dapat dengan mudah mendekati Komunitas Asia dengan menyusun buku teks atau riset penerbitan.

Komunitas Asia yang dikepalai oleh OAF adalah wacana besar yang didasarkan pada keragaman dan kreativitas. Hanya generasi neo-Asia generasi baru yang bisa bebas dari kerangka kerja yang ada, yang bisa mereka dapatkan dari diskusi besar Komunitas Asia melalui pendidikan. Membentuk jaringan yang melampaui kebangsaan para dosen dapat menghasilkan koalisi pengetahuan yang kuat dan berkontribusi pada pembentukan Komunitas Asia. OAF berusaha untuk membangun sebuah yayasan untuk Komunitas Asia melalui pendidikan. Prof. Chung Joon-Kon menyatakan, “Komunitas Asia sudah direalisasikan dalam hal pendidikan; 350 universitas telah membuka kuliah Komunitas Asia tanpa tekanan, batasan atau kondisi apapun. Ini adalah contoh langsung dari pembentukan teori Komunitas Asia”.

Tujuan untuk membangun sebuah "komunitas Asia", telah menghasilkan kuliah di universitas-universitas di berbagai negara Asia. Pada bulan Oktober 2013, 241 sekolah di 28 negara dan wilayah telah memulai kuliah Komunitas Asia (hal 10). Organisasi yang tertarik untuk menawarkan kuliah yang dianugerahi dukungan oleh yayasan harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

a.     Ceramah harus dilakukan dari perspektif yang berkontribusi terhadap terbentuknya komunitas Asia.

b.     “gaya omnibus” harus diadopsi dengan menempatkan pakar berbeda yang bertanggung jawab pada setiap kelas, dengan spesialis yang berbeda dari Jepang atau tempat lain. Kuliah harus dilakukan selama setengah tahun akademik atau sepanjang tahun ajaran yang terdiri dari kelas mingguan, kuliah setengah tahun dan penuh mencakup masing-masing sekitar 15 dan 30 ceramah. Fakta bahwa spesialis yang berbeda mengajarkan setiap minggu telah memberi kontribusi signifikan terhadap popularitas kuliah di antara siswa.

c.     Melalui kelas, siswa harus bisa mendapatkan kredit yang diperhitungkan menjelang kelulusan. Persetujuan dewan fakultas diperlukan untuk menetapkan persyaratan kredit. Kesulitan mungkin timbul jika tidak ada antusiasme dari profesor yang bekerja untuk menetapkan kredit kuliah komunitas asia. (hal 11)

 

Secara umum community development diartikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan.

Berbicara tentang masalah community development ini, tampaknya bukan hanya di dunia pertambangan dan migas yang melakukan hal ini. Berbagai industri dan dunia usaha di Indonesia dan juga di seluruh dunia tampaknya telah memiliki arah yang sama untuk mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan komunitas lokal. Hal ini sebenarnya merupakan komitmen bersama banyak pihak sebagai implementasi paradigma pembangunan berkelanjutan.

Dalam paradigma pembangunan berkelanjutan dimana diartikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya, mempunyai 3 pilar utama (pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan & keberlanjutan) yang bersumber dari dua gagasan penting yaitu : (1) gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin sedunia, yang harus diberi prioritas utama. (2) gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi social masyarakat terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan hari depan. Jadi dalam paradigma ini tujuan pembangunan ekonomi dan sosial harus diupayakan dengan keberlanjutannya yang artinya tidak harus memenuhi kebutuhan saat ini tanpa memperdulikan kebutuhan masa yang akan datang, akan tetapi mengusahakan agar keberlanjutan pemenuhan kebutuhan tersebut pada masa selanjutnya pada generasi kemudian.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, industri tidak lagi dituntut untuk hanya mewujudkan citranya melalui kampanye yang baik namun juga harus mampu menunjukkan akuntabilitasnya kepada kepentingan publik. Pengusaha yang dapat bertanggungjawab akan memperhatikan corporate social responsibility semaksimal mungkin, yang didukung oleh good corporate governance. Istilah yang berbeda dengan pengertian yang sama. Istilah pengembangan masyarakat sesungguhnya bersumber pada istilah community development, yang kemudian oleh Jack Rothman (1979), disamakan pula dengan locality development. Dengan demikian jika dalam tulisan ini disebutkan ke tiga istilah tersebut, sesungguhnya pengertiannya sama.

Salah satu bentuk program community development adalah melalui One Asia foundation.  One Asia foundation merupakan yayasan swasta yang memiliki modal sendiri dan tidak dapat bantuan pemerintah, ini dikarenakan yayasan ini tidak mementingkan kepentingan pemerintah atau kepentingan suatu Negara. Namun, mementingkan terwujudnya asia bersatu, dengan demikian diharapkan One Asia Foundation dapat melaksanakan program-programnya dengan tidak terbebani pada kepentingan salah satu golongan atau kelompok. Komunitas ini sebagai wadah bersatunya negara-negara di Asia tanpa memandang kondisi ekonomi, budaya, sosial maupun politik. Untuk itu ada beberapa hal yang terus kita perhatikan dalam membangun suatu komunitas/tim yang sukses yakni dengan melatih tiap Negara anggota untuk saling memerhatikan, mengetahui tujuan dan fokus, menjalin komunikasi, bertumbuh bersama, mendahulukan tujuan bersama, memiliki/mengambil peranan, memiliki pemain cadangan/alternative, mengetahui pasti posisi timnya, bersedia membayar harga yang bermaksud bahwa setiap tim bersedia berkorban waktu dan energinya demi kesuksesan tim. Olehnya itu, saat ini One asia foundation terus mengupayakan membangun network disegala bidang khususnya pada bidang pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi di Asia bahkan non-Asia dengan menyelenggarakan kuliah umum yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, Kuliah umum ini diisi oleh pembicara dari beberapa Dosen pilihan sesuai dengan keahlian ilmu kajian pembahasan dari bidang ilmu terstruktur mengenai negara-negara Asia. Materi berisi pengetahuan tentang Asia dan semangat memajukan Asia. Sehingga, diharapkan kedepannya para dosen dan mahasiswa dapat memberikan kontribusi dalam penelitian untuk memajukan Komunitas Asia.